-
01 November 2019 - Lowongan Posisi District Coordinator (DC) Prog PAMSIMAS III TA 2019 Untuk Provinsi Papua Barat
-
22 Oktober 2019 - Undangan Workshop Implementasi IMIS Program Pamsimas III 2019
-
22 Oktober 2019 - Undangan Workshop Implementasi IMIS Program Pamsimas III 2019
-
07 Oktober 2019 - Surat Satker PAMBM Penetapan DC Pamsimas III Tahap LIII Prov.Jawa Timur
-
02 Oktober 2019 - Surat Satker PAMBM Penetapan DC Pamsimas III Tahap LI Prov. Sumut dan Tahap LII Prov. Jabar
Selasa - 19 Januari 2010 08:53:31 WIB
Best Practice
Ada perubahan besar yang diaku Lian Nur bersama ibu-ibu lainnya dengan hadirnya program Pamsimas di Desa Jambu Baru ini. Salah satunya adalah warna nasi yang mereka santap sehari-hari. Kalau dulu saat memasak, meski sudah diberi tawas dan diendapkan, nasi tetap saja berwarna kuning. Tapi kini tidak lagi, warna nasi sudah berubah putih karena saat mencuci beras dan memasaknya menggunakan air bersih dari program Pamsimas.
” Kami gembira sekali, biasanya sehari-hari kami menyantap nasi kuning, adanya program Pamsimas, sekarang kami bisa menyantap nasi putih” tuturnya sumringah.
Karena itu, wajar ketika program Pamsimas masuk ke desa tersebut pada 2008 disambut begitu antusias oleh masyarakat setempat. Karena ini merupakan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi pertama yang mereka terima dan langsung memprioritaskan air bersih sebagai prioritas utama ketika pengajuan usulan. Hal ini terlihat dari kesungguhan masyarakat dalam mengumpulkan In-cash dan In-kind serta bergotong-royong dalam membangun sarana Air Minum berupa IPAS (Penyaringan Air Sederhana).
Nasi itu kini Berwarna Putih
Nasi itu kini Berwarna Putih
Meski sudah diendapkan dan diberi tawas tetap saja setelah masak, nasi itu selalu berwarna kuning. Masuknya program Pamsimas, mampu mengubah nasi tersebut menjadi putih dan lezat disantap.
Bagi masyarakat Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan, pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, mandi, minum dengan mengkonsumsi air sungai Barito sudah merupakan tradisi turun temurun, bahkan air sungai Barito adalah andalan hampir seluruh warga yang tinggal di tepian sungai ini.
Ketersedian air bersih memang sudah cukup lama didambakan oleh warga yang sebagian besar mata pencahariannya adalah nelayan dan berkebun. Seperti dituturkan Lian Nur, salah satu warga yang juga pengurus LKM Desa Jambu Baru mengaku, selama ini untuk keperluan rumah tangga, mereka mengambil air dari sungai Barito, tidak terkecuali untuk kebutuhan memasak.
” Kami mengambil air untuk keperluan rumah tangga dari sungai, untuk memasak juga dari air sungai. Air Sungai Barito rasanya gurih lho,” kelakarnya sambil tertawa lepas.


Tidak heran kegembiraan menyeruak di hati para ibu-ibu dengan mengalirnya air dari hidran umum yang ada di sekitar rumah mereka. Kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga sudah tidak menggunakan air sungai lagi. Mereka sekarang mengkonsumsi air yang hasilkan dari program Pamsimas. Air yang dihasilkan pun jauh berbeda dibanding air sungai Barito, air dari program Pamsimas ini warnanya jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Dari segi kesehatan pun lebih terjamin.

Kebutuhan air bersih yang layak dikonsumsi memang merupakan prioritas bagi masyarakat desa Jambu Baru ini. Program Pamsimas telah menjadi bukti nyata dari harapan sebagian masyarakat Indonesia yang membutuhkan Air Layak Minum (Layak konsumsi). Namun satu hal yang masih perlu menjadi perhatian adalah mengenai kualitas sanitasi bagi wilayah-wilayah spesifik seperti Desa Jambu Baru ini yang kerap mengalami pasang surut. Mereka memerlukan teknologi terapan agar bisa menikmati sarana sanitasi yang dibutuhkan. (Endang S.R – Staf Sekber Pamsimas ; Rita)
Tidak disertai video terkait.